Liputan6.com, Marseille - Kericuhan di Piala Eropa 2016 jelang bentrok Timnas Inggris melawan Rusia akhir pekan lalu membuat sebagian pendukung Tim Tiga Singa tidak ingin mengambil risiko lebih besar. Mereka memilih pulang meskipun Inggris baru melakoni satu pertandingan.
Belum ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Hanya, satu pendukung Inggris, Andrew Bache, koma karena mengalami cedera otak setelah bentrok dengan pendukung Rusia jelang pertandingan di Stadion Stade de Velodrome, Marseille, (11/6/2016) akhir pekan kemarin. Dalam bentrokan tersebut, 21 suporter Inggris harus berurusan dengan polisi. Di antaranya seorang bocah berusia 16 tahun dan 6 orang lainnya masuk bui.
Pendukung tersebut berasal dari berbagai kalangan seperti suster, juru masak, dan insinyur. Mereka harus menjalani berbagai macam hukuman, mulai dari satu hingga dua bulan penjara, karena melempar botol ke arah kerumunan massa. Bahkan ada yang dilarang masuk ke Prancis selama dua tahun.
Namun tidak ada satu orang pun pendukung Rusia yang berhasil diamankan Polisi. Padahal, terdapat 150 pendukung Rusia yang diduga menjadi pemicu kerusuhan. Dalam keterangannya, Kepolisian Prancis menyebut fans Rusia terorganisasi dan terlatih. Beredar video-video di situs jejaring sosial kalau pendukung Rusia melakukan latihan militer sebelum berangkat ke Prancis.
Kepala Kejaksaan Marseille, Brice Robin menilai, ultras Rusia sangat keras dan brutal. "Saya tidak ingin berkomentar lebih banyak sejauh ini. Tapi mereka sangat profesional, ekstrem dan sangat terlatih."
Fans Rusia Bahkan, di antara pendukung Rusia sampai merekam kerusuhan yang terjadi dengan kamera Go-Pro. Dalam rekaman tersebut, mereka melempar kursi toko-toko sampai melecehkan bendera Inggris. Komite Eksekutif Federasi Sepak Bola Rusia, Igor Lebedev bahkan memuji aksi brutal ultras Rusia. Dia membenarkan aksi anarkis tersebut demi membela kehormatan Rusia.
"Saya tidak melihat sesuatu yang salah dengan perkelahian suporter tersebut. Justru sebaliknya, mereka telah melakukan dengan baik, teruskan! Saya tidak mengerti para politikus dan pejabat mengkritik suporter kami," tutur Lebedev melalui akun Twitter miliknya.
Ricuh di Marseille antara pendukung Inggris dan Rusia
"Kami seharusnya membela mereka. Kemudian kita bisa mengatasinya ketika mereka pulang. Apa yang terjadi di Marseille dan beberapa kota Prancis lainnya bukan kesalahan fans, tapi mengenai ketidakmampuan polisi mengatur acara semacam ini dengan benar."
0 Response to "Piala Eropa 2016 Berubah Jadi Medan Perang Antar Supporter....Lihat Videonya"
Posting Komentar