Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan, banyak anak-anak di Kota Pahlawan yang ditelantarkan oleh orangtuanya. Kepadanya, anak-anak itu kerap mencurahkan isi hatinya.
Tak jarang, kata Risma, mereka rela antre demi bisa berkeluh kesah kepada sang Mama alias Tri Risma.
"Ada anak yang tidak mampu, ada anak yang katanya dibuang, kalau panggil saya sekarang mama. 'Mama saya dibuang orangtua saya'," kata Risma di hadapan sidang Mahkamah Konstitusi (MK) saat bersaksi dalam sidang gugatan uji materi UU Nomor 23 tahun 2014 di Gedung MK, Rabu (7/6).
Bukan satu dua anak yang bercerita seperti itu. Ada banyak anak yang mengalami hal yang sama. Karenanya mereka dikumpulkan dan ditempatkan dalam shelter yang menampung anak-anak.
"Sekarang anak-anak itu saya rawat, anak-anak ini punya masalah, tapi sekarang Yang Mulia, saya bisa memberikan souvenir kepada wali kota yang bekerja sama dengan negara dan para tamu yang dibuat oleh mereka," ungkap Risma.
"Yang Mulia saya tidak bohong, karena saya juga menangani secara langsung masalah anak-anak ini," Risma menegaskan.
Risma melanjutkan, anak-anak lainnya juga tak kalah berprestasi. Di antara mereka bahkan ada yang mendapatkan penghargaan berupa mendali perak dalam ajang SEA Games. Dua anak itu bahkan akan dikirim ke luar negeri untuk ikut kompetisi internasional.
"Anak-anak ini saya temukan dalam keadaan mabuk, ngompas dan ditinggalkan oleh orangtua. Ibunya meninggal dan bapaknya sopir dipenjara dan dia yang rawat neneknya dan neneknya meninggal," cerita Risma.
Kata Risma, dari hasil curhatan para anak-anak itu, terlihat jelas mereka punya masalah di rumah. Ada pula anak yang bercerita, kedua orangtuanya bercerai.
Kemudian sang ibu menikah lagi dengan pengguna narkoba, yang kemudian ikut menjadi pecandu. Namun dengan tegas anak itu mengungkapkan tidak ingin seperti ibunya.
"Lalu, siapa yang akan memperhatikan mereka hingga sedetail itu," kata Risma.
Sebagai wali kota, Risma mengaku telah memerintahkan para suku dinas untuk bisa memecahkan masalah ini. Bukan hanya pada ranah anak saja, melainkan juga memberikan solusi terhadap keluarga si anak.
Seperti contoh, jika ada keluarga yang tidak mampu, pemkot harus bisa menyelesaikan masalah keluarga.
"Kalau dia tidak mampu dan tidak bisa sewa rumah misalnya. Sewa rumah perbulan Rp 300 ribu, saya carikan rusun hanya Rp 50 ribu paling mahal, termurah ada yang hanya Rp 25 ribu. Jadi dia bisa menghemat banyak. Jadi tidak bisa menyelesaikan masalah dengan hanya anaknya saja, menyelesaikan anak dengan orangtuanya," terang Risma.
Untuk itu, dia menegaskan alasannya ingin mengelola sendiri pengelolaan pendidikan SMA/SMK agar pemerintah kota bisa menyelesaikan berbagai masalah yang timbul hingga menyebabkan anak-anak tidak bersekolah.
"Ya harapan saya pengelolaan SMA, dan SMK tetap di Surabaya, sehingga kita bisa nangani anak-anak secara komprerhensif. Jadi bukan hanya pendidikan, itu bahaya sekali kalau kita hanya ngomong, apalagi kalau ngomong hanya nilai, waduh itu bahaya sekali," tutup Rismantang Real Madrid
0 Response to "Cerita haru Wali Kota Risma dipanggil 'Mama' oleh anak terlantar"
Posting Komentar