EKSKLUSIF: Pengakuan RAI di Malam Terbunuhnya Eno Farihah .....Mengejutkan!!


Hanya beralaskan koran dan mengenakan kopiah, RAI, 15 tahun, terdakwa pembunuh Eno Farihah tidur pulas dengan posisi miring. Saking pulasnya, remaja yang baru lulus sekolah menengah pertama ini seolah tidak menghiraukan suara gaduh aksi demonstrasi warga di luar gedung yang menuntut dia dihukum mati.


Beberapa kali panggilan ayahnya, Nahyudin, juga tidak mengusik tidur remaja itu. RAI baru terbangun ketika mendengar suara keras benturan cantelan pintu sel yang dientakkan petugas. Ia bangkit, mengucek mata, lalu bergegas ke kamar mandi yang ada di dalam sel itu. Ia membasuh wajahnya dengan air.

Tak lama ia menghampiri Tempo. Ia didampingi Nahyudin dan pengacaranya, Alfan Sari, yang menunggu di luar tahanan. Dari balik jeruji besi, Nahyudin memeluk putra sulungnya itu. Tak habis-habisnya doa dan ayat suci Al-Quran dirapalkan Nahyudin dan dibisikkan ke telinga RAI, salah seorang terdakwa pembunuhan keji tersebut.

Sebelum menjalani sidang tuntutan, RAI sempat berbincang dengan Tempo. Berikut ini kutipannya.

Apakah benar kamu terlibat pembunuhan Eno?
Tidak, saya sama sekali tidak membunuh Eno. Saya tidak tahu.

Alibi apa yang bisa Anda miliki untuk membuktikan Anda tidak terlibat?
Saya berada di rumah saat malam kejadian. Saya tidur dan tidak ke luar rumah.

Anda kenal dengan Eno Farihah dan sedang melakukan pendekatan?
Saya sama sekali tidak mengenal Eno, apalagi untuk berpacaran.

Anda pernah berkomunikasi dengan Eno, baik bicara atau SMS via telepon?
Tidak pernah, saya tidak kenal Eno, nomor HP-nya saja enggak punya, bagaimana mau SMS?

Jadi yang kirim SMS ke Eno menurut polisi itu siapa?
Saya tidak tahu

Kalau kamu tidak terlibat mengapa mengakui dengan menandatangani BAP?
Saya dipaksa, saya bingung.

Kamu kenal dengan Dimas? Siapa Dimas itu?
Kenal, tapi tak begitu dekat. Dimas temannya teman saya bernama Engkus.

Sering bertemu Dimas? Terakhir kapan?
Jarang ketemu, paling kalau ketemu papasan di jalan, dan itu pun hanya saling menyapa.

Meski RAI menyangkal membunuh Eno, dalam persidangan Kamis, 9 Juni 2016, jaksa yakin RAI terlibat dalam pembunuhan itu. Kepala Seksi Pidana Umum Andri Wiranofa mengatakan ada dua alat bukti yang bisa menjerat RAI. Pertama, surat visum yang menyatakan ada air liur anak (RAI) yang menempel di dada sebelah kiri korban.

Alat bukti kedua berupa keterangan ahli yang menyebutkan darah Eno menempel pada tangan anak (RAI). "Terdakwa menggigit dada sebelah kiri, air liurnya menempel pada dada, dan bekas gigitan itu meninggalkan struktur gigi yang identik dengan gigi terdakwa," kata Andri, Kamis.

Eno dibunuh dan diperkosa di mes wanita pabrik plastik PT Polyta Global Mandiri, Kosambi, Tangerang, Kamis malam, 12 Mei 2016. Korban tewas mengenaskan. Polisi menetapkan RAI, 15 tahun, Rachmat Arifin bin Hartono, dan Imam Harpriadi bin Muki alias Gemuk sebagai tersangka pembunuh Eno.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "EKSKLUSIF: Pengakuan RAI di Malam Terbunuhnya Eno Farihah .....Mengejutkan!!"

Posting Komentar