Presiden Turki mengecam masyarakat internasional yang berdiri diam dalam menghadapi pembantaian di Suriah, Libya dan Yaman.
Turki telah berdiri bersama rakyat Suriah sejak awal krisis dan akan terus melakukannya, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Minggu.
“Turki, sejak hari pertama krisis, kita tidak pernah meninggalkan saudara Suriah kami. Kami membuka pintu kami untuk mereka, dan kami akan terus membukanya, “kata Erdogan dalam acara pertemuan dengan mahasiswa asing di Istanbul.
Komentar Erdogan dipublikasikan sehari setelah ia mengecam Uni Eropa yang tidak menepati janjinya untuk memberikan dana bantuan miliaran euro untuk mendukung jutaan pengungsi Suriah yang tinggal di Turki. Erdogan menegaskan bahwa Turki tidak bergantung pada bantuan asing untuk mendukung pengungsi.
“Selama enam tahun saudara [Suriah] kami menghadapi pembunuhan brutal oleh rezim yang tidak sah,” kata Erdogan. “Sampai hari ini, sekitar 600.000 orang tak bersalah terbunuh dengan bom barel, rudal balistik, penyiksaan dan senjata kimia.”
Sejak dimulainya perang di Suriah, Turki telah membuka pintu bagi sekitar tiga juta orang Suriah yang melarikan diri dari perang, menjadikan Turki sebagai negara tuan rumah dengan jumlah pengungsi terbesar di dunia.
Erdogan juga menyatakan organisasi teror Daesh, YPG dan PYD – afiliasi Suriah dari kelompok teroris PKK – telah melakukan “pembersihan etnis dan genosida” di Suriah. “Semua ini terjadi dan terjadi di depan mata dunia,” katanya.
Presiden mengatakan bahwa dunia internasional hanya berdiri santai dengan pembunuhan orang di Rwanda pada tahun 1994 dan melakukan hal yang sama saat melihat pembantaian di Suriah, Libya dan Yaman.
0 Response to "Presiden Erdogan : “Pintu Turki akan selalu terbuka untuk warga Suriah.”"
Posting Komentar