Kasus Pembunuh Mirna: Keterangan Saksi dan CCTV Jadi Kunci



Jakarta - Wayan Mirna (27) meninggal usai menyeruput kopi yang ternyata mengandung sianida. Mirna, sore itu ngopi di Kafe Olivier, Grand Indonesia ditemani dua temannya Jessica dan Hani.

Ajakan pertemuan menurut pengacara Jessica, Yudi Wibowo, datang dari kesepakatan Mirna, Hani, dan Jessica. Pertemuan itu menurut Yudi dilakukan karena Jessica ingin mentraktir dua rekannya. 

"Jessica sering diajak Mirna ditraktir. Dua duanya kan lama di luar negeri di Sydney Austrlia. Jessica sempat kerja juga, setalah lulus kerja di Sydney," terang Yudi kepada wartawan, Selasa (19/1).

Menurut Yudi juga, kafe Olivier dipilih oleh Mirna. Jessica lalu yang memesan tempat dan minuman.

"Setelah WhatsApp-an terus ada dua tempat yang dipilih terus Mirna mesan di Olivier itu karena Mirna biasa di situ, hanya booking saja si Jessica," imbuhnya.

Pada Kamis (6/1) sore, Jessica datang lebih dahulu. Dia memesan minuman, setelah menanyakan lewat whatsapp ke dua temannya. Kemudian, minuman dipesan dan diantar pelayan. Jessica juga langsung membayar tagihan itu.

Sempat ada yang dicurigai, saat kantong besar disimpan di atas meja, padahal masih ada ruang yang cukup luas di kursi kafe yang melingkar tersebut. Spekulasi pun berhembus di media sosial. Kantong diduga untuk menutupi peristiwa dari rekaman CCTV. Namun ini belum terbukti dan belum dipastikan oleh kepolisian.

Dari gambar yang didapat saat pra rekonstruksi, memang ada dua kantong yang disimpan di tengah meja. Posisi minuman berada di antara kantong tersebut. Untuk posisi duduk, Jessica berada di paling kanan, Mirna di tengah dan Hani di paling kiri.

namun alibi mengenai kantong itu ditepis pengacara Jessica. "Beli di atas (Grand Indonesia) untuk kasih souvenir ke Mirna sama Hani," kata pengacara Jessica, Yudi Wibowo Sukinto, saat mendampingi kliennya diperiksa di Polda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jaksel, Selasa (19/1).

Pukul sekitar pukul 16.20 WIB, Mirna dan Hani tiba di Olivier. Mirna duduk di tengah dan Hani di sebelah kirinya. Tak lama, Mirna menyeruput kopi Vietnam, yang ternyata disebut Mirna tidak enak dan berbau.

Hani di sebelahnya sempat mencicipi, namun kemudian dilepehkan lagi. Tidak lama, Mirna kejang-kejang. Hani panik dan memberikan pertolongan. Pelayan juga datang, dan berupaya memberi tolong.

Tidak lama, sekuriti dipanggil, Mirna dibawa ke klinik di Gran Indonesia. Suami Mirna, Arief datang dan meminta langsung dibawa ke RS Abdi Waluyo. Namun nyawa Mirna tak dapat ditolong. Di rumah sakit, Mirna meninggal dunia.

Kemudian, kematian Mirna ini banyak dibincangkan publik. Polisi turun tangan melakukan pemeriksaan. Hingga akhirnya hasil uji Labfor ditemukan sianida, demikian juga dilambung korban setelah diotopsi.

Pemeriksaan saksi-saksi dilakukan. Jessica, Hani, serta suami korban, ayah, dan saudara kembar Mirna ikut diperiksa. Namun ada satu yang menjadi tanya, pembantu Jessica ikut diperiksa dan belakangan perempuan berinisial SR itu diamankan.

Dikrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti menyebut ada keterangan penting dari pembantu itu.

"Pembantu kita amankan karena keterangannya signifikan," kata Krishna Murti kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (22/1). Belum dijelaskan rinci kaitan pembantu itu dengan kasus Mirna. 


Selain saksi, kabarnya polisi juga memiliki bukti signifikan. Krishna tak mau bicara saat dikonfirmasi. Tapi sedikit clue dia berikan, yakni keterlibatan ahli forensik digital. Apakah ini ada kaitan dengan gambar CCTV?

Krishna tak mau menjawab. Dia menegaskan akan menunggu masukan dari jaksa. Hari ini ada gelar perkara di Kejati DKI. Setelah itu baru diputuskan, apakah tersangka akan diumumkan. 

Sumber : Detik.com


Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Kasus Pembunuh Mirna: Keterangan Saksi dan CCTV Jadi Kunci"

Posting Komentar